Selasa, 14 Februari 2017

Kitab Bhagavad Gita Bab 3


Bab III 
Karma Yogah 


 3-1 
arjuna uvaca jyayasi cet karmanas te mata buddhir janardana tat kim karmani ghore mam niyojayasi keshava 

 Arjuna bertanya: Bila Engkau beranggapan bahwa jalan ilmu pengetahuan lebih mulia dari pada jalan kegiatan, wahai Janardana (Krsna), lalu mengapa Engkau menyuruhku untuk melakukan kegiatan yang kejam ini, wahai Kesava? 

 3-2 
vyamisreneva vakyena buddhim mohayashiva me tad ekam vada niscitya yena sreyo ’ham apnuyam 

Dengan uraian-Mu yang membingungkan pikiranku itu, katakanlah dengan pasti satu-satunya jalan yang dapat aku jalani untuk mencapai kebahagiaan tertinggi itu. 

3-3 
sri-bhagavan uvaca loke ’smin dvi-vidha nistha pura prokta mayanagha jnana-yogena sankhyanam karma-yogena yoginam 

 Sri Bhagavan bersabda: Wahai Anagha (Arjuna), di dunia ini sejak dahulu telah Ku-ajarkan dua macam jalan dalam kehidupan ini, yaitu: jalan pengetahuan bagi mereka yang suka melakukan perenungan dan jalan kegiatan kerja bagi mreka yang bersemangat untuk bekerja 

 3-4 
na karmanam anarambhan naishkarmyam purusho ’snute na ca sannyasanad eva siddhim samadhigacchati 

 Bukan dengan tidak bekerja orang mencapai kesempurnaan, ataupun hanya dengan penyangkalan kegiatan kerja orang mencapai kesempurnaan. 

 3-5 
na hi kascit ksanam api jatu tisthaty akarma-krt karyate hy avasah karma sarvah prakriti-jair gunaih 

Tak seorangpun dapat tetap tanpa melakukan kegiatan kerja walau sesaaat saja, karena setiap orang dibuat tak berdaya oleh kecenderungan-kecenderungan alam untuk melakukan kegiatan kerja 

3-6 
karmendriyani samyamya ya aste manasa smaran indriyarthan vimudhatma mithyacarah sa ucyate 

Mereka yang menahan organ-organ kegiatannya, namun masih tetap membayangkan segala kenikmatan indra-indranya dalam pikirannya, yang terbingungkan seperti itu dikatakan sebagai orang munafik 

 3-7 
yas tv indriyani manasa niyamyarabhate ’rjuna karmendriyaih karma-yogam asaktah sa visisyate 

Tetapi, orang yang dapat mengendalikan indra-indranya dengan pikiran, wahai Arjuna, dan tanpa keterikatan dengan terlibatnya organ-organ kegiatan di jalan kerja, ia adalah orang yang utama 

 3-8 
niyatam kuru karma tvam karma jyayo hy akarmanah sarira-yatrapi ca te na prasiddhyed akarmanah 

Lakukanlah kegiatan yang diperuntukkan bagimu, karena kegiatan kerja lebih baik dari pada tanpa kegiatan; dan memelihara kehidupan fisik sekalipun tak dapat dilakukan tanpa kegiatan kerja. 

 3-9
 yajnarthat karmano ’nyatra loko ’yam karma-bandhanah tad-artham karma kaunteya mukta-sangah samacara 

 Kecuali kerja yang dilakukan sebagai dan untuk tujuan pengorbanan, dunia ini terbelenggu oleh kegiatan kerja. Oleh karena itu, wahai putra Kunti (Arjuna), lakukanlah kegiatanmu sebagai pengorbanan itu dan jangan terikat dengan hasilnya. 

3-10 
saha-yajnah prajah srstva purovaca prajapatih anena prasavisyadhvam esa vo ’stv ista-kama-dhuk 

 Dahulu kala, Prajapati menciptakan manusia bersama-sama dengan pengorbanan dan berkata: “Dengan ini semoga engkau akan berkembang biak dan biarlah ini menjadi sapi perahan. 

 3-11 
devan bhavayatanena te deva bhavayantu vah parasparam bhavayantah sreyah param avapsyatha 

Dengan melakukan ini engkau memelihara kelangsungan para dewa; semoga para dewata juga memberkahimu; dengan saling menghormati seperti itu, engkau akan mencapai kebajikan tertinggi. 

 3-12 
istan bhogan hi vo deva dasyante yajna-bhavitah tair dattan apradayaibhyo yo bhunkte stena eva sah 

Dihormati dengan pengorbanan seperti itu, para dewa akan memberkahi kesenangan yang kamu inginkan. Ia yang menikmati pemberian ini tanpa memberi balasan kepada mereka sesungguhnya adalah seorang pencuri. 

 3-13 
yajna-sistasinah santo mucyante sarva-kilbisaih bhunjate te tv agham papa ye pacanty atma-karanat 

Orang-orang baik yang makan sisa persembahan kurban akan terlepas dari segala dosa, tetapi orang-orang jahat yang mempersiapkan makanan hanya bagi dirinya sendiri, sesungguhnya mereka itu makan dosa. 

 3-14 
annad bhavanti bhutani parjanyad anna-sambhavah yajnad bhavati parjanyo yajnah karma-samudbhavah 

Dari makananlah munculnya makhluk-makhluk ini; dan makanan muncul dari air hujan; dan air hujan terjadi karena adanya pengorbanan dan pengorbanan datangnya dari kegiatan kerja. 

 3-15 
karma brahmodbhavam viddhi brahmakshara-samudbhavam tasmat sarva-gatam brahma nityam yajne pratisthitam 

 Ketahuilah bahwa asal mula dari kegiatan kerja itu dari kitab-kitab Veda dan Veda sendiri berasal dari Yang Abadi. Oleh karena itu, Veda yang maha luas itu senantiasa berkisar di antara pengorbanan.

 3-16 
evam pravartitam cakram nanuvartayatiha yah aghayur indriyaramo mogham partha sa jivati 

 Di dunia ini, mereka yang tidak ikut membantu memutar roda kehidupan ini, pada dasarnya bersifat jahat, memperturutkan nafsu semata dan mengalami penderitaan, wahai Partha 

 3-17 
yas tv atma-ratir eva syad atma-trptas ca manavah atmany eva ca santustas tasya karyam na vidyate 

Tetapi, orang yang selalu bersenang hati pada sang Diri, yang selalu puas dengan sang Diri, yang selalu yakin dengan sang Diri, baginya tak ada lagi kegiatan kerja yang harus dilakukannya. 
 
3-18 
naiva tasya krtenartho nakrteneha kascana na casya sarva-bhutesu kascid artha-vyapasrayah 

 Di samping itu, di dunia ini ia telah tidak berniat lagi untuk mendapatkan apapun dari kegiatan yang dilakukannya dan juga tidak merasa rugi apapun dengan tidak bekerja. Ia tidak bergantung pada semua orang dengan harapan apapun juga. 

 3-19 
tasmad asaktah satatam karyam karma samacara asakto hy acaran karma param apnoti purushah 

 Oleh karena itu, tanpa keterikatan, lakukanlah selalu kegiatan kerja yang harus dilakukan, karena dengan melakukan kerja tanpa pamrih seperti itu membuat manusia mencapai tingkatan tertinggi. 

 3-20 
karmanaiva hi samsiddhim asthita janakadayah loka-sangraham evapi sampasyan kartum arhasi 

 Bahkan dengan cara bekerja demikian itu Raja Janaka dan yang lainnya mencapai kesempurnaan. Engkau juga hendaknya melakukan kegiatan kerja dengan pandangan untuk memelihara dunia ini. 

 3-21 
yad yad acarati sresthas tat tad evetaro janah sa yat pramanam kurute lokas tad anuvartate

 Apapun yang dilakukan orang besar, orang lain pun melakukan hal yang sama. Contoh apapun yang diberikannya, seluruh dunia mengikutinya.

 3-22 
na me parthasti kartavyam trisu lokesu kincana nanavaptam avaptavyam varta eva ca karmani 

 Bagiku di ketiga dunia ini tak ada sesuatupun yang harus Ku-lakukan ataupun yang harus dicapai, wahai Partha (Arjuna); namun aku tetap sibuk terlibat dalam kegiatan kerja. 

 3-23 
yadi hy aham na varteyam jatu karmany atandritah mama vartmanuvartante manushyah partha sarvasah  
Karena, apabila Aku tidak selalu bekerja tanpa jemu-jemunya, wahai Partha (Arjuna), manusia dalam segala hal akan mengikuti jalan-Ku 

 3-24 
utsideyur ime loka na kuryam karma ced aham sankarasya ca karta syam upahanyam imah prajah 

Bila Aku berhenti bekerja, dunia ini akan mengalami kehancuran dan Aku akan menjadi pencipta kehidupan yang kacau balau dan menghancurkan penghuni dunia ini. 

 3-25 
saktah karmany avidvamso yatha kurvanti bharata kuryad vidvams tathasaktas cikirsur loka-sangraham 

Seperti orang bodoh yang bekerja karena pamrih dari kegiatan kerjanya, demikian pula hendaknya orang terpelajar bekerja, wahai Bharata (Arjuna), tetapi tanpa pamrih dan semata-mata dengan keinginan untuk memelihara kesejahteraan tatanan dunia ini saja. 

 3-26 
na buddhi-bhedam janayed ajnanam karma-sanginam josayet sarva-karmani vidvan yuktah samacaran 

 Para jnanin hendaknya jangan membingungkan pikiran orang-orang bodoh yang terikat melakukan kegiatannya. Mereka yang tercerahi melakukan segala kegiatan kerja dalam semangat yoga untuk memberi contoh yang lainnya. 

 3-27 
prakriteh kriyamanani gunaih karmani sarvasah ahankara-vimudhatma kartaham iti manyate 

Sementara segala jenis kegiatan kerja dilakukan oleh guna (sifat) dari prakrti, ia yang dibingungkan oleh rasa keakuannya berpendapat bahwa “Akulah si pelakunya.” 

 3-28 
tattva-vit tu maha-baho guna-karma-vibhagayoh guna gunesu vartanta iti matva na sajjate 

 Tetapi, mereka yang mengetahui karakter sebenarnya dari perbedaan antara guna dan kegiatan kerja mereka, wahai yang berlengan perkasa (Arjuna), akan dapat memahami bahwa guna hanya mempengaruhi guna sebagai obyek, dan tak akan terikat dengannya. 

 3-29 
prakriter guna-sammudhah sajjante guna-karmasu tan akrtsna-vido mandan krtsna-vin na vicalayet 

Mereka yang ditipu oleh guna dari prakrti terikat pada kegiatan kerja yang dihasilkannya. Tetapi bagi mereka yang mengetahuinya janganlah membingungkan pikiran orang-orang bodoh yang hanya mengetahui sebagian kecil saja.

 3-30 
mayi sarvani karmani sannyasyadhyatma-cetasa nirasir nirmamo bhutva yudhyasva vigata-jvarah 

Dengan memasrahkan segala kegiatan kerja kepada-Ku, dengan kesadaran yang termantapkan pada sang Diri, terbebas dari keinginan dan keakuan, berjuanglah kamu, bebaskan dirimu dari gejolak mental. 

 3-31 
ye me matam idam nityam anutishthanti manavah shraddhavanto ’nasuyanto mucyante te ’pi karmabhih 

Mereka yang penuh keyakinan dan bebas dari hal-hal yang remeh secara konstan mengikuti ajaran-Ku ini juga terbebaskan dari belenggu kegiatan kerja. 

 3-32 
ye tv etad abhyasuyanto nanutishthanti me matam sarva-jnana-vimudhams tan viddhi nastan acetasah 

Tetapi, mereka yang mencela ajaran-Ku dan tidak mengikutinya, ketahuilah bahwa mereka itu buta terhadap segala kebijaksanaan, tersesat dan tanpa perasaan. 

 3-33 
sadrsam cestate svasyah prakriter jnanavan api prakritim yanti bhutani nigrahah kim karishyati 

Bahkan orang-orang yang berpengetahuan juga berbuat sesuai dengan sifatnya. Semua makhluk bertindak mengikuti sifat-sifatnya. Apa yang dapat diselesaikan dengan menekannya? 

 3-34 
indriyasyendriyasyarthe raga-dvesau vyavasthitau tayor na vasam agacchet tau hy asya paripanthinau 

Karena, setiap keterikatan dan kebencian dimantapkan pada obyek-obyek indra tersebut. Jangan ada yang menyerah terhadap pengaruhnya, karena keduanya itu merupakan halangan saja. 

 3-35 
sreyan sva-dharmo vigunah para-dharmat sv-anusthitat sva-dharme nidhanam sreyah para-dharmo bhayavahah 

 Lebih baik melakukan dharmanya sendiri walaupun tidak sempurna dari pada melaksanakan dharma orang lain walaupun dikerjakan dengan sempurna. Lebih baik mati dalam menyelesaikan dharmanya sendiri dari pada mengikuti dharma orang lain yang berbahaya. 

 3-36 
arjuna uvaca atha kena prayukto ’yam papam carati purushah anicchann api varsneya balad iva niyojitah 

Arjuna bertanya: Tetapi dengan apakah seseorang didorong untuk berbuat dosa, wahai Warsneya (Krsna), seakan-akan dipaksa, walaupun bertentangan dengan kehendaknya sendiri? 

 3-37 
sri-bhagavan uvaca kama esa krodha esa rajo-guna-samudbhavah mahasano maha-papma viddhy enam iha vairinam 

 Sri Bhagavan bersabda: Itulah kemarahan, nafsu yang berasal dari guna rajas yang sangat merusak dan sangat berdosa. Ketahuilah bahwa itu adalah musuh. 

 3-38 
dhumenavriyate vahnir yathadarso malena ca yatholbenavrto garbhas tatha tenedam avrtam 

Seperti api yang diselimuti asap, seperti cermin yang diselimuti debu, seperti janin yang terbungkus dalam kandungan, demikianlah hal ini diselubungi oleh (sifat rajas) itu. 

 3-39 
avrtam jnanam etena jnanino nitya-vairina kama-rupena kaunteya duspurenanalena ca 

 Wahai putra Kunti (Arjuna), kecerdasan ini ditutupi oleh api keinginan yang tak pernah puas ini, yang merupakan musuh utama bagi para bijak 

 3-40 
indriyani mano buddhir asyadhisthanam ucyate etair vimohayaty esa jnanam avrtya dehinam

 Indra-indra, pikiran dan kecerdasan dikatakan sebagai tempat kedudukannya. Dengan terselubunginya kebijaksanaan oleh ini, ia mengelirukan sang roh (penghuni badan) ini.

 3-41 
tasmat tvam indriyany adau niyamya bharatarsabha papmanam prajahi hy enam jnana-vijnana-nasanam 

Oleh karena itu, wahai yang terbaik dari wangsa Bharata (Arjuna), kendalikanlah indra-indramu sejak awal dan musnahkanlah perusak kebijaksanaan dan kemampuan pembeda, yang penuh dosa itu. 

 3-42 
indriyani parany ahur indriyebhyah param manah manasas tu para buddhir yo buddheh paratas tu sah 

Orang mengatakan bahwa indra-indra itu besar; lebih besar dari pada indra adalah pikiran; lebih besar dari pada pikiran adalah kecerdasan; tetapi lebih besar dari pada kecerdasan itu adalah Dia. 

 3-43 
evam buddheh param buddhva samstabhyatmanam atmana jahi satrum maha-baho kama-rupam durasadam 

 Jadi, dengan mengetahuinya, yang melampaui kecerdasan itu, dengan mengendalikan sang diri (yang lebih rendah) dengan Diri yang lebih tinggi, wahai Yang berlenganperkasa (Arjuna), musnahkanlah musuh-musuh yang berwujud keinginan itu, yang sulit untuk diatasi. 


 Inilah akhir dari bab ketiga yang berjudul KARMA YOGA

Tidak ada komentar: