Jumat, 03 Maret 2017

Kitab Bhagavad Gita Bab 13

Bab XIII

Ksetra Ksetrajna Wibhaga Yoga

13-1 & 13-2
arjuna uvaca
prakritim purusham caiva
kshetram kshetra-jnam eva ca
etad veditum icchami
jnanam jneyam ca keshava

sri-bhagavan uvaca
idam sariram kaunteya
kshetram ity abhidhiyate
etad yo vetti tam prahuh
kshetra-jna iti tad-vidah

Arjuna berkata:
Prakrti dan Purusa,
ksetra dan ksetrajna,
jnana dan jneya ini Aku ingin mengetahuinya, wahai Kesava (Krsna).

Sri Bhagavan bersabda:
Badan ini disebut sebagai Ksetra, wahai putra Kunti (Arjuna)
dan yang mengetahuinya disebut Ksetrajna oleh mereka yang mengetahui hal ini.

13-3
kshetra-jnam capi mam viddhi
sarva-kshetresu bharata
kshetra-kshetrajnayor jnanam
yat taj jnanam matam mama

Ketahuilah bahwa Aku adalah Yang Mengetahui (Ksetrajna) lapangan (ksetra) pada segala lapangan, wahai Bharata (Arjuna). Pengetahuan tentang lapangan (Ksetra) dan yang mengetahuinya (Ksetrajna).
Aku anggap sebagai pengetahuan sejati

13-4
tat kshetram yac ca yadrk ca
yad-vikari yatas ca yat
sa ca yo yat-prabhavas ca
tat samasena me shrinu

Dengarkanlah secara singkat dari-Ku apa yang disebut lapangan (Ksetra),
bagaimana sifat dan perubahan-perubahannya, dari mana asalnya;
dan apa Ksetrajna itu
serta apa kekuatannya.

13-5
rsibhir bahudha gitam
chandobhir vividhaih prithak
brahma-sutra-padais caiva
hetumadbhir viniscitaih

Ini telah dikidungkan oleh para rsi dalam banyak cara dan saling berbeda,
dalam berbagai macam irama
dan juga dalam penalaran yang baik serta dalam pengungkapan konklusif dari aporisma tentang Yang Mutlak (brahmasutra).

13-6 & 13-7
maha-bhutany ahankaro
buddhir avyaktam eva ca
indriyani dasaikam ca
panca cendriya-gocarah

iccha dvesah sukham duhkham
sanghatas cetana dhrtih
etat kshetram samasena
sa-vikaram udahrtam

Unsur-unsur dasar utama,
keakuan,
kecerdasan
dan juga yang tak termanifestasikan,
sepuluh indra dan pikiran serta lima obyek indra.
Keinginan dan kebencian,
kesenangan dan kesedihan,
kumpulannya,
kecerdasan dan kemantapan,
sebagai Ksetra telah diuraikan secara singkat bersama-sama dengan modifikasinya.

13-8
amanitvam adambhitvam
ahimsa ksantir arjavam
acaryopasanam shaucam
sthairyam atma-vinigrahah

(9)

indriyarthesu vairagyam
anahankara eva ca
janma-mrityu-jara-vyadhi-
duhkha-dosanudarshanam

(10)

ashaktir anabhisvangah
putra-dara-grhadisu
nityam ca sama-cittatvam
istanistopapattisu

(11)

mayi cananya-yogena
bhaktir avyabhicarini
vivikta-desa-sevitvam
aratir jana-samsadi

(12)

adhyatma-jnana-nityatvam
tattva-jnanartha-darshanam
etaj jnanam iti proktam
ajnanam yad ato ’nyatha

Kerendahan hati,
kejujuran,
tanpa kekerasan,
sabar,
keadilan,
pelayanan kepada guru,
kemurnian badan dan pikiran,
keteguhan hati dan pengendalian diri.
Tak perduli pada obyek-obyek indriawi, menjauhkan diri dari bayangan jahatnya kematian,
usia tua,
kesakitan dan penderitaan.
Tanpa keterikatan,
bebas dari ketergantungan pada anak, istri, rumah dan sejenisnya,
dan tetap berpikir seimbang terhadap peristiwa yang disenangi maupun yang tak disenangi. Pengabdian yang tak tergoyahkan kepada-Ku dengan pendisiplinan sepenuh hati,
berlindung pada tempat yang terpencil,
tidak menyukai kerumunan banyak orang. Secara terus menerus dalam pengetahuan tentang sang Diri,
penglihatan batin tentang akhir dari pengetahuan Kebenaran -
semuanya ini dinyatakan sebagai pengetahuan sejati
dan semua yang lainnya sebagai bukan pengetahuan.

13-13
jneyam yat tat pravaksyami
yaj jnatvamritam asnute
anadi mat-param brahma
na sat tan nasad ucyate

Aku akan menguraikan tentang apa yang harus diketahui
dan dengan mengetahuinya, kehidupan abadi dapat diperoleh.
Itulah Brahman Tertinggi
yang tanpa awal dan yang dikatakan bukan keberadaan maupun keberadaan (sat asat)

13-14
sarvatah pani-padam tat
sarvato ’ksi-siro-mukham
sarvatah shrutimal loke
sarvam avrtya tishthati

Dengan tangan dan kaki dimana-mana,
dengan mata, kepala dan muka pada semua sisi,
dengan telinga pada segala sisi.
Dia bersemayam di alam semesta ini,
meliputi segalanya.

13-15
sarvendriya-gunabhasam
sarvendriya-vivarjitam
asaktam sarva-bhrc caiva
nirgunam guna-bhoktr ca

Dia tampaknya memiliki sifat-sifat seluruh indra namun tanpa indra sama sekali,
tak terikat namun mendukung semuanya, bebas dari guna (sifat dari prakrti) namun menikmatinya.

13-16
bahir antas ca bhutanam
acaram caram eva ca
suksmatvat tad avijneyam
dura-stham cantike ca tat

Ia ada di dalam dan di luar segala mahluk.
Ia tak bergerak dan juga bergerak.
Ia terlalu halus untuk dapat diketahui.
Ia sangat jauh namun juga sangat dekat.

13-17
avibhaktam ca bhutesu
vibhaktam iva ca sthitam
bhuta-bhartr ca taj jneyam
grasisnu prabhavishnu ca

Ia tak dapat dibagi-bagi namun juga tampaknya terbagi diantara mahluk-mahluk.
Ia harus diketahui sebagai penopang mahluk hidup,
memusnahkannya dan menciptakannya kembali.

13-18
jyotisam api taj jyotis
tamasah param ucyate
jnanam jneyam jnana-gamyam
hridi sarvasya visthitam

Dia adalah Sinar dari segala sinar,
yang dikatakan mengatasi kegelapan;
obyek pengetahuan dan tujuan dari pengetahuan;
Dia bersemayam dalam hati semua mahluk.

13-19
iti kshetram tatha jnanam
jneyam coktam samasatah
mad-bhakta etad vijnaya
mad-bhavayopapadyate

Dengan demikian,
ksetra,
pengetahuan (jnana)
dan obyek pengetahuan (jneya) telah diuraikan secara singkat.
Para bhakta yang memahaminya layak untuk sampai ke tempat-Ku

13-20
prakritim purusham caiva
viddhy anadi ubhav api
vikarams ca gunams caiva
viddhi prakriti-sambhavan

Ketahuilah bahwa prakrti (alam)
dan purusa (roh)
keduanya tanpa awal;
dan ketahui pulalah bahwa wujud dan sifat berasal dari prakrti (alam) tersebut.

13-21
karya-karana-kartrtve
hetuh prakritir ucyate
purushah sukha-duhkhanam
bhoktrtve hetur ucyate

Alam dikatakan sebagai penyebab dari akibat, alat dan pelaku
dan roh dikatakan sebagai penyebab,
dalam kaitannya dengan pengalaman kesenangan dan kesedihan.

13-22
purushah prakriti-stho hi
bhunkte prakriti-jan gunan
karanam guna-sango ’sya
sad-asad-yoni-janmasu

Roh di alam ini menyukai sifat-sifat yang berasal dari alam.
Keterikatan terhadap sifat alam (prakrti) itu menyebabkan kelahirannya dalam kandungan yang baik maupun yang jahat.

13-23
upadrastanumanta ca
bharta bhokta maheshvarah
paramatmeti capy ukto
dehe ’smin purushah parah

Roh Tertinggi dalam badan dikatakan sebagai Saksi,
Pengawas,
Penopang,
Yang Mengalami,
Penguasa Tertinggi
dan sang Diri Tertinggi.

13-24
ya evam vetti purusham
prakritim ca gunaih saha
sarvatha vartamano ’pi
na sa bhuyo ’bhijayate

Ia yang mengetahui purusa (sang roh)
dan prakrti (alam),
bersama-sama dengan sifat (guna),
walaupun ia berbuat dengan cara apapun,
ia tak akan lahir kembali.

13-25
dhyanenatmani pasyanti
kecid atmanam atmana
anye sankhyena yogena
karma-yogena capare

Dengan melakukan meditasi beberapa orang dapat mengetahui sang Diri dalam diri oleh diri-nya;
yang lainnya dengan jalan pengetahuan namun yang lainnya lagi melalui jalan kegiatan kerja.

13-26
anye tv evam ajanantah
srutvanyebhya upasate
te ’pi catitaranty eva
mrityum shruti-parayanah

Namun yang lainnya,
karena ketidaktahuannya (tentang yoga ini), mendengar dari orang lain dan memuja;
dan mereka juga dapat melewati kematian dengan pengabdian mereka terhadap apa yang mereka dengar.

13-27
yavat sanjayate kincit
sattvam sthavara-jangamam
kshetra-kshetrajna-samyogat
tad viddhi bharatarsabha

Mahluk apapun yang lahir,
baik yang bergerak maupun yang tak bergerak, wahai Bharatarsabha (Arjuna),
ketahuilah bahwa itu berasal dari gabungan ksetra dan ksetrajna.

13-28
samam sarveshu bhutesu
tisthantam paramesvaram
vinasyatsv avinasyantam
yah pasyati sa pasyati

Ia yang melihat Penguasa Tertinggi merata bersemayam pada semua mahluk,
yang tak akan pernah musnah walaupun mereka musnah,
sesungguhnya ia melihat.

13-29
samam pasyan hi sarvatra
samavasthitam ishvaram
na hinasty atmanatmanam
tato yati param gatim

Karena,
ketika ia melihat kehadiran Tuhan,
merata dimana-mana,
ia tak akan menyakiti Dirinya yang sejati dengan dirinya
dan kemudian ia mencapai tujuan tertinggi.

13-30
prakrityaiva ca karmani
kriyamanani sarvasah
yah pasyati tathatmanam
akartaram sa pasyati

Ia yang melihat bahwa segala kegiatan kerja hanya dilakukan oleh prakrti
dan dengan demikian sang diri bukanlah si pelaku,
sesungguhnya ialah yang melihat (Kebenaran).

13-31
yada bhuta-prithag-bhavam
eka-stham anupasyati
tata eva ca vistaram
brahma sampadyate tada

Bila ia melihat bahwa berbagai keadaan mahluk-mahluk terpusatkan pada Yang Tunggal
dan hanya dari sanalah ia muncul,
maka ia mencapai Brahman.

13-32
anaditvan nirgunatvat
paramatmayam avyayah
sarira-stho ’pi kaunteya
na karoti na lipyate

Karena,
sang Diri Tertinggi ini kekal,
tanpa awal,
tanpa sifat, wahai putra Kunti (Arjuna), sehingga walaupun Ia bersemayam dalam badan,
Ia tak berbuat maupun ternoda.

13-33
yatha sarva-gatam sauksmyad
akasam nopalipyate
sarvatravasthito dehe
tathatma nopalipyate

Seperti ruang (ether) yang meliputi segalanya itu tak ternodai dengan alasan karena kehalusannya,
demikian juga sang Diri yang hadir pada setiap orang juga tidak menderita kecemaran (noda).

13-34
yatha prakasayaty ekah
krtsnam lokam imam ravih
kshetram ksetri tatha krtsnam
prakasayati bharata

Seperti satu matahari yang menyinari seluruh dunia ini,
demikian pula Penguasa badan (ksetrajna) menyinari segenap badan ini, wahai Bharata (Arjuna).

13-35
kshetra-kshetrajnayor evam
antaram jnana-caksusa
bhuta-prakriti-moksham ca
ye vidur yanti te param

Mereka yang melihat ini dengan mata kebijaksanaan,
antara ksetra dan ksetrajna,
serta pembebasan mahluk-mahluk dari prakrti, mereka mencapai Yang Tertinggi.

Disini berakhir Bab XIII, percakapan yang berjudul Ksetra Ksetrajna Wibhaga Yoga

Tidak ada komentar: