Minggu, 05 Maret 2017

Kitab Bhagavad Gita Bab 14

Bab XIV

Guna Traya Wibhaga Yoga

14-1
sri-bhagavan uvaca
param bhuyah pravaksyami
jnananam jnanam uttamam
yaj jnatva munayah sarve
param siddhim ito gatah

Sri Bhagavan bersabda:
Kembali Aku katakan bahwa kebijaksanaan tertinggi adalah yang terbaik dari seluruh kebijaksanaan
dan dengan mengetahuinya semua orang bijak telah terbebas dari dunia ini menuju kesempurnaan tertinggi.

14-2
idam jnanam upasritya
mama sadharmyam agatah
sarge ’pi nopajayante
pralaye na vyathanti ca

Setelah berlindung pada kebijaksanaan ini dan menjadi bersifat seperti Aku,
mereka tak akan lahir lagi pada waktu penciptaan maupun terusik pada saat penyerapan kembali.

14-3
mama yonir mahad brahma
tasmin garbham dadhamy aham
sambhavah sarva-bhutanam
tato bhavati bharata

Brahma agung (prakrti) adalah Kandungan-Ku; disanalah Akun menanamkan benih
dan dari sana lah munculnya mahluk-mahluk ini, wahai Bharata (Arjuna)

14-4
sarva-yonisu kaunteya
murtayah sambhavanti yah
tasam brahma mahad yonir
aham bija-pradah pita

Apapun wujudnya semuanya lahir dari kandungan, wahai putra Kunti (Arjuna),
brahma yang agung adalah kandungannya
dan Aku adalah Bapak yang menanamkan benihnya.

14-5
sattvam rajas tama iti
gunah prakriti-sambhavah
nibadhnanti maha-baho
dehe dehinam avyayam

Tiga sifat (guna),
sattvam (kebaikan), rajas (bernafsu) dan tamas (kelembamam)
berasal dari alam (prakrti) yang membelenggu badan jasmani, wahai Mahabahu (Arjuna), sedangkan yang abadi bersemayam dalam badan.

14-6
tatra sattvam nirmalatvat
prakasakam anamayam
sukha-sangena badhnati
jnana-sangena canagha

Dari padanya,
sifat sattvam (kebaikan) menjadi murni, menyebabkan pencerahan dan kesehatan, wahai Anagha (Arjuna),
dengan keterikatan pada kebahagiaan dan pengetahuan.

14-7
rajo ragatmakam viddhi
trsna-sanga-samudbhavam
tan nibadhnati kaunteya
karma-sangena dehinam

Ketahuilah bahwa sifat rajas (nafsu) adalah sifat ketertarikan yang muncul dari kerinduan dan keterikatan.
Ia membelenggu dengan sangat eratnya, wahai putra Kunti (Arjuna),
penghuni badan dengan keterikatan untuk melakukan kegiatan kerja.

14-8
tamas tv ajnana-jam viddhi
mohanam sarva-dehinam
pramadalasya-nidrabhis
tan nibadhnati bharata

Tetapi,
ketahuilah bahwa sifat tamas itu berasal dari kebodohan
dan menipu seluruh keberadaan berwujud ini, wahai Bharata (Arjuna),
dengan mengembangkan sifat-sifat tak perduli, malas dan tidur.

14-9
sattvam sukhe sanjayati
rajah karmani bharata
jnanam avrtya tu tamah
pramade sanjayaty uta

Sifat sattva (kebaikan) mengikat seseorang pada kebahagiaan,
sifat rajas (nafsu) dengan kegiatan kerja, wahai Bharata (Arjuna),
tetapi kebodohan (tamas), menyelubungi kebijaksanaan dan terikat untuk bermalas-malasan (tak peduli).

14-10
rajas tamas cabhibhuya
sattvam bhavati bharata
rajah sattvam tamas caiva
tamah sattvam rajas tatha

Sifat sattvam (kebaikan) meningkat, mengatasi sifat rajas dan tamas, wahai Bharata (Arjuna). Sifat rajas meningkat, menguasai sifat sattva dan tamas,
demikian pula sifat tamas meningkat, mengatasi sifat sattva dan rajas.

14-11
sarva-dvaresu dehe ’smin
prakasa upajayate
jnanam yada tada vidyad
vivrddham sattvam ity uta

Apabila sinar pengetahuan menembus seluruh gerbang badan,
maka dapat diketahui bahwa sifat sattvam bertambah kuasa

14-12
lobhah pravrttir arambhah
karmanam asamah sprha
rajasy etani jayante
vivrddhe bharatarsabha

Serakah,
kegiatan kerja,
melakukan pekerjaan,
gelisah
dan ketagihan,
semuanya ini meningkat, wahai Bharatarsabha (Arjuna),
manakala sifat rajas tambah berkuasa.

14-13
aprakaso ’pravrttis ca
pramado moha eva ca
tamasy etani jayante
vivrddhe kuru-nandana

Kegelapan,
tanpa kegiatan,
tidak perduli
dan hanya kebingungan -
semuanya ini muncul, wahai Kurunandana (Arjuna),
manakala sifat tamas bertambah besar.

14-14
yada sattve pravrddhe tu
pralayam yati deha-bhrt
tadottama-vidam lokan
amalan pratipadyate

Apabila sifat sattvam (kebaikan) meningkat dan roh penghuni badan menemui masa peleburan,
maka ia mencapai dunia murni dari mereka yang mengetahui Yang Tertinggi (Tuhan)

14-15
rajasi pralayam gatva
karma-sangisu jayate
tatha pralinas tamasi
mudha-yonisu jayate

Ketika sifat rajas meningkat saat bertemu dengan saat kematian,
ia akan lahir di antara mereka yang terikat dengan kegiatan kerja;
dan apabila ia mati di saat sifat tamas yang mendominasi,
ia akan lahir dalam kandungan yang membingungkan.

14-16
karmanah sukritasyahuh
sattvikam nirmalam phalam
rajasas tu phalam duhkham
ajnanam tamasah phalam

Hasil dari kegiatan baik dikatakan bersifat ‘kebaikan’;
sementara hasil dari sifat rajas adalah penderitaan
dan hasil dari sifat tamas adalah kebodohan

14-17
sattvat sanjayate jnanam
rajaso lobha eva ca
pramada-mohau tamaso
bhavato ’jnanam eva ca

Dari sifat tattva timbul pengetahuan
dan dari sifat rajas keserakahan;
dari sifat tamas muncul ketidakperdulian, kesalahan dan juga kebodohan

14-18
urdhvam gacchanti sattva-stha
madhye tisthanti rajasah
jaghanya-guna-vrtti-stha
adho gacchanti tamasah

Mereka yang mantap dalam sifat sattva akan meningkat ke wilayah yang lebih tinggi;
yang bersifat rajas beraa di wilayah tengah;
dan yang bersifat tamas yang tenggelam dalam masalah yang lebih rendah,
akan tenggelam makin ke bawah.

14-19
nanyam gunebhyah kartaram
yada drastanupasyati
gunebhyas ca param vetti
mad-bhavam so ’dhigacchati

Bila si pengamat menyadari bahwa tak ada pelaku lain selain dari pada sifat-sifat
dan juga mengetahui yang melampaui sifat-sifat itu,
ia mencapai keberadaan-Ku.

14-20
gunan etan atitya trin
dehi deha-samudbhavan
janma-mrityu-jara-duhkhair
vimukto ’mrtam asnute

Bila roh penghuni badan dapat mengatasi ketiga guna yang berasal dari badan,
ia terbebas dari kelahiran, kematian, usia tua, dan penderitaan serta mencapai kehidupan abadi.

14-21
arjuna uvaca
kair lingais trin gunan etan
atito bhavati prabho
kim acarah katham caitams
trin gunan ativartate

Arjuna bertanya:
Apakah tanda-tanda dari mereka yang telah mengatasi ketiga sifat (guna) tersebut, wahai Prabhu (Krsna)?
Bagaimanakah cara hidup mereka?
Bagaimana caranya mereka dapat mengatasi ketiga sifat itu?

14-22, 14-23, 14-24 & 14-25
sri-bhagavan uvaca
prakasam ca pravrttim ca
moham eva ca pandava
na dvesti sampravrttani
na nivrttani kanksati

udasina-vad asino
gunair yo na vicalyate
guna vartanta ity evam
yo ’vatishthati nengate

sama-duhkha-sukhah sva-sthah
sama-lostasma-kancanah
tulya-priyapriyo dhiras
tulya-nindatma-samstutih

manapamanayos tulyas
tulyo mitrari-pakshayoh
sarvarambha-parityagi
gunatitah sa ucyate

Sri Bhagavan bersabda:
Dia yang tidak membenci sekali pencerahan, kegiatan dan khayalan, wahai Pandava (Arjuna),
ketika mereka meningkat ataupun tidak merindukannya manakala mereka berhenti.
Ia yang duduk seperti orang yang tak perduli, tak terusik oleh sifat-sifat itu,
yang tetap terpisah tanpa tergoyahkan, ketahuilah bahwa itu hanyalah kegiatan dari guna (sifat) tersebut.
Ia yang memandang sama terhadap suka maupun duka,
yang teguh pendiriannya,
yang memandang sama terhadap segumpal tanah, sebongkah batu dan sekeping emas, yang tetap tabah di tengah-tengah hal-hal yang menyenangkan maupun yang tidak menyenangkan,
yang pikirannya mantap,
yang memandang sama pujian maupun cacian. Ia yang tetap sama dalam kehormatan maupun kehinaan
dan bersikap sama kepada kawan maupun lawan,
serta telah melepaskan segala inisiatif kegiatan kerja,
dikatakan telah melampaui sifat-sifat (guna)

14-26
mam ca yo ’vyabhicarena
bhakti-yogena sevate
sa gunan samatityaitan
brahma-bhuyaya kalpate

Ia yang melayani-Ku dengan pengabdian yang tak kunjung padam,
mengatasi ketiga guna,
ia juga layak mencapai Brahman.

14-27
brahmano hi pratishthaham
amritasyavyayasya ca
sasvatasya ca dharmasya
sukhasyaikantikasya ca

Karena Aku adalah kedudukan Brahman,
Yang Abadi,
Kekal,
dharma abadi
dan kebahagiaan mutlak.

Disini berakhir Bab XIV, percakapan yang berjudul: Guna Traya Wibhaga Yoga

Tidak ada komentar: